RMI NU, Lembaga yang Pertama Kali Dikukuhkan PCNU Babat

0

Sebagian pengurus RMI PCNU Babat masa khidmat 2021-2026. (Foto: Divisi Media RMI)

Setelah melengkapi kepengurusan yang berjumlah sebanyak 40 orang, pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) masa khidmat 2021-2026 resmi dikukuhkan oleh PCNU Babat. Acara pengukuhan berlangsung Ahad, 19 Desember 2021 bertepatan dengan 13 Jumadil Ula 1443 di Pondok Pesantren Darul Fiqhi, Miru, Sekaran, Lamongan. Bukan sekedar pengukuhan, kegiatan ini juga dikemas sebagai forum silaturahim pengasuh pondok pesantren di seluruh wilayah kerja PCNU Babat yang tersebar di 12 Kecamatan.

Kegiatan ini dihadiri oleh Rais Syuriah PCNU Babat, KH. M. Mustaqim, sekaligus mengukuhkan seluruh anggota RMI. Hadir pula Ketua Tanfidziyah PCNU Babat, KH. Ma’mun Afandi, Fatihul Ihsan, S.Pd.I., M.A. (Staf PD Pontren Kementerian Agama kabupaten Lamongan), Wakil Ketua RMI PWNU Jatim Dr. (HC) K. Syahrul Munir, M.Ag., dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur Dr. (Cand.) KH. Anwar Sadad M.Ag.

Beberapa tamu kehormatan dan kiai pengasuh pondok pesantren se-wilayah kerja PCNU Babat yang tampak hadir adalah KH. Fadloli Hasan (Wakil Rais Syuriyah PCNU Babat dan Pengasuh Pesantren Dafi/Pondok Pesantren Darul Fiqhi, Miru, Sekaran), KH. Ali Syaerozi (Wanar, Pucuk), KH. Ahmad Ibn Ali Imron (Pondok Pesantren Nuur Al Anwar, Parengan, Maduran), dan lainnya.

Ketua RMI PCNU Babat, Agus Muhammad Khotib Afandi menyampaikan syiar agama dalam jamiyyah Nahdlatul Ulama ini ruhnya adalah pondok pesantren. “Maka kami di RMI ini sebagai pelayan pondok pesantren, pelayan para masyayikh. Kami juga mohon doa dari para hadirin sekalian semoga mendapat ridha dari Allah SWT di dunia dan akhirat,” katanya.

Dalam sambutannya, Ketua PCNU Babat KH. Ma’mun Afandi memberikan harapan besar kepada pengurus yang dikukuhkan. “RMI ini luar biasa, karena menjadi lembaga dari PCNU Babat yang pertama kalinya minta untuk dikukuhkan dan dilanjutkan dengan melaksanakan persiapan raker (rapat kerja)”, ujarnya.

Kiai Ma’mun menambahkan, sebenarnya NU kembali pada khittah adalah NU kembali pada pondok pesantren. “Karena NU ini lahir dari pesantren, kiai-kiai pesantren, maka watak dan fikrah Nahdlatul Ulama harus mencerminkan pesantren,” kata alumnus Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, ini.

Sementara dalam sambutan pengarahan, Staf PD Pontren Kemenag Kabupaten Lamongan Fatihul Ihsan menyampaikan sekilas regulasi tentang pondok pesantren. Diharapkan terjalin sinerjitas antara RMI PCNU Babat dengan Kemenag Kabupaten Lamongan dalam melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap pondok pesantren, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), dan Madrasah Diniyah (Madin).

Laporan: Ahmad Abid Aziz | Julio Renas (NU Babat Channel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *