6 Juli 2025

Kampoeng Pelajar Nahdlatul Ulama, Ketika Gerakan Kader Muda Nahdliyin Menyala

Kampoeng Pelajar Nahdlatul Ulama, Ketika Gerakan Kader Muda Nahdliyin Menyala

Keluarga Besar NU Kecamatan Babat di KPNU 2025 I Foto: Media PAC IPNU IPPNU Babat

Di lapangan desa Gembong, Babat, ratusan kader NU dari 13 Pimpinan Ranting dan Pimpinan Komisariat IPNU IPPNU se Kecamatan Babat bersama di satu medan untuk beradu gagasan dan mengasah bakat. Mereka, anak-anak muda Nahdliyin berkumpul memeriahkan helatan Kampoeng Pelajar Nahdlatul Ulama (KPNU) PAC IPNU IPPNU Babat selama tiga hari, 28-30 Juni 2025.

Kampoeng Pelajar NU merupakan wadah pertemuan anak-anak muda yang haus ruang untuk tumbuh, berlomba, dan semarak ukhuwah kebangsaan.

Mereka, ada yang datang membawa semangat menjadi juara cerdas cermat, pemegang piala arena futsal dan voli, serta diakui mempunyai suara emas dan jiwa seni tinggi di podium kompetisi paduan suara dan hadrah Al-Banjari. Sementara sebagian lain, bersaing ketat dalam lomba Make Up Accessories (MUA), kreativitas tenda, bahkan menjadi terkuat di pertarungan di Mobile Legends!.

KPNU, sekali lagi adalah ruang silaturahmi yang hidup. Dalam sambutan pembukaan, Ketua PAC IPNU Babat, Rekan Ghofur, menegaskan bahwa momentum KPNU bukan soal tentang kejuaraan tapi terciptanya ikatan emosional yang kuat.

“KPNU juga mimbar syiar IPNU IPPNU, bahwa organisasi ini akan tetap relevan, tak lekang dan tak lapuk oleh zaman. KPNU adalah penjaringan kader sekaligus ruang pendidikan karakter. Sportivitas dan solidaritas adalah nadi kegiatan ini,” tegasnya.

Sebuah pesan sederhana namun penuh makna: Bahwa kita bertanding, tapi tak boleh saling menjatuhkan. Kita menang, tapi tak boleh melupakan pelukan setelahnya. Pesan yang bergema ke setiap tenda, ke setiap hati, seperti mantra yang meneguhkan arah gerak. Juara adalah bonus, tapi persaudaraan adalah warisan.

Sambutan tak kalah menggugah datang dari Ketua MWCNU Babat, KH. Hamdan Fattah, “PAC IPNU IPPNU Babat tak henti-hentinya menciptakan ledakan besar dalam bentuk acara. Konsistensi yang luar biasa dan akan selalu kami dukung penuh setiap pergerakan mereka.”

Tepuk tangan membuncah, gema semangat membara. Sebuah restu dari sesepuh, yang menjadi penguat nan pengakuan akan kokohnya langkah anak-anak muda Nahdliyyin, yang tak ingin tinggal diam di pusaran zaman.

Tepat saat matahari mulai merangkak naik, simbolis pembukaan KPNU dilakukan dengan penuh khidmat. KH. Hamdan Fattah memimpin penyulutan api semangat KPNU. Detik itu juga, puluhan smoke bomb menyala serentak, membumbung ke langit biru dengan warna-warna yang melambangkan harapan, perjuangan, dan keberagaman. Dentuman sorak sorai para peserta menandai dimulainya helatan agung gerakan muda-mudi Nahdliyin.

Tentang Ruang Hidup

KPNU bukan sekadar event dua tahunan. Ia adalah ruang belajar hidup. Bahwa ukhuwah bukan hanya soal bersalaman, tapi juga menerima kekalahan dengan lapang dada, memberi semangat kepada rival, dan pulang membawa pelajaran yang tak tertulis di papan skor.

Malam hari kedua, KPNU mencapai titik kulminasi emosional. Di bawah langit yang tenang nan bertabur bintang, seluruh panitia dan peserta menerbangkan ratusan lampion. Bukan musyrik, bukan bid’ah, tapi simbol harapan, doa yang menyala, dan mimpi yang diterbangkan ke langit.

Di akhir acara, tak sedikit peserta dan panitia yang melepaskan teriakan bibir bahagia. Karena tahu, tiga hari ini adalah kisah yang kelak akan mereka ceritakan kepada generasi selanjutnya. Bahwa dahulu, mereka pernah menjadi bagian dari KPNU. Pernah berlomba, tertawa, letih, menangis, dan berdoa bersama-sama. Sebuah kobaran semangat, dan sebutir cahaya kecil yang menjadi pelita masa depan.

KPNU telah selesai. Tapi barangkali, ia takkan benar-benar selesai di ingatan kami dan di sekujur sejarah.

Laporan: Tajul Arif Shohibul Wafa I Media PAC IPNU Babat