13 November 2025

Membara di Babat: Musker Terakhir MWCNU Jadi Saksi Lahirnya 19 Pilar Perjuangan Baru NU!

Membara di Babat: Musker Terakhir MWCNU Jadi Saksi Lahirnya 19 Pilar Perjuangan Baru NU!

Foto Bersama Setelah Pengukuhan oleh PCNU Babat I Foto: PAC IPNU IPPNU Babat

Udara haru dan semangat perjuangan menyelimuti Ballroom KH. Hasyim Asy’ari, Gedung KSPPS BMT Nurul Ummah (NU) Ngasem, Bojonegoro. Di tempat inilah, pada Jumat, 1 November 2025, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Babat menggelar Musyawarah Kerja (Musker) ke-3, sebuah pertemuan yang bukan hanya sekadar evaluasi, melainkan titik balik penguatan barisan.

Musker ini memiliki bobot emosional yang tinggi karena menjadi pertemuan kerja terakhir kepengurusan. Tujuannya sungguh mulia: memastikan setiap langkah organisasi sejalan, mengevaluasi setiap tetes keringat yang telah dicurahkan dalam program, serta mengokohkan regenerasi kader demi estafet perjuangan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

Sumpah Setia 19 Ranting: Nafas Baru Perjuangan Umat
Puncak acara yang paling menyentuh hati adalah momen pengukuhan 19 Pengurus Ranting NU yang baru lahir melalui Musyawarah Ranting (Musran) sepanjang bulan Oktober. Mereka adalah wajah-wajah baru, harapan baru, yang bersiap mengemban amanah berat.

Dengan khidmat, Katib Syuriah PCNU Babat, Bapak H. Nur Hidayat, S.Ag., M.M.Pd., langsung mengukuhkan para pejuang di garis depan ini. Pengukuhan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sumpah janji untuk memperkuat peran organisasi di tengah umat yang membutuhkan bimbingan dan pemberdayaan.

Kini, 19 ranting ini diharapkan menjadi lentera yang tak pernah padam, aktif menggerakkan dakwah dan program pemberdayaan umat dengan pengorbanan nyata, tulus, dan berkelanjutan.

Tanpa Ranting, Tak Ada Makna Perjuangan!
Ketua MWCNU Babat, KH. Hamdan Fattah, dengan suara bergetar namun tegas, menyalurkan semangat juang kepada seluruh hadirin. Beliau mengingatkan kembali pada hakikat sejati organisasi.

“Ranting adalah ujung tombak! Mereka adalah nafas dan denyut nadi MWCNU. Tanpa ranting, tidak akan ada program dari MWCNU Babat yang berjalan” tegasnya.

Pernyataan ini bukan sekadar jargon, melainkan panggilan jiwa. KH. Hamdan Fattah menutup sambutannya dengan harapan mendalam, “Dari itu, saya berharap kontribusi, keaktifan, dan bergeraknya jam’iyah NU yang ada di ranting. Semoga adanya kepengurusan baru, semangat keikhlasan di Nahdlatul Ulama terus menyala di setiap pelosok desa,” tambahnya.

MWCNU Babat hari itu tidak hanya mengakhiri masa kerja tahun terakhir, tetapi juga menanamkan benih-benih harapan baru yang akan tumbuh demi kemaslahatan umat.

Laporan: Shihabuddin Achmad I PAC IPNU Babat