Dakwah Ramadhan, PC LDNU Babat Kirim 15 Dai ke Tiga Kecamatan

Dakwah Ramadhan, PC LDNU Babat Kirim 15 Dai ke Tiga Kecamatan

Sebagai wujud khidmah dan perjuangan dakwah Nahdlatul Ulama di masyarakat, Pengurus Cabang Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PC LDNU) Babat pada bulan Ramadhan kali ini, melakukan menerjunkan 15 dai ke tiga kecamatan di wilayah kerja PCNU Babat.

Para dai muda sebelum diterjunkan oleh PC LDNU Babat selama bulan Ramadhan full itu, terlebih dahulu diberikan pembekalan tentang dakwah di kantor PCNU Babat pada Sabtu, 9 Maret 2024.

Turut hadir memberi materi Mustasyar PCNU Babat KH. Ali Imron Muhammad sekaligus pengasuh PP Nuur Al-Anwar, Parengan, pengurus PC LDNU Babat, perwakilan dari Kasi Binmas Polres Lamongan Aipda Kasih Hadi, S.H., dan Kemenag Lamongan Bapak H. Imam Hambali, S.Ag., M.Pd.

Menurut penjelasan Ketua PC LDNU Babat Bapak Drs. Musta’in Hasan, para dai yang diterjunkan merupakan santri dari Ponpes Bustanul Muta’allimin, Nguwok, Modo asuhan KH. M. Mustaqim yang juga Rais PCNU Babat, serta beberapa santri dari Ponpes Langitan, Widang, Tuban.

“Peserta yang dikirim berjumlah 15 santri di 14 lokasi. Tersebar di tiga kecamatan, dengan rincian 1 dai di kecamatan Modo, 5 di Ngimbang, 4 di Bluluk, dan 5 di Sukorame. Tentu, tujuan utamanya semoga para pendakwah yang dikirimkan bisa bermanfaat untuk masyarakat,” tambahnya.

Ketua PCNU Babat KH. Ma’mun Afandi ketika dikonfirmasi menyampaikan, alasan kenapa tiga kecamatan daerah selatan dipilih karena di sana masih minim gerakan dakwah. “PCNU Babat memiliki tiga kategori wilayah, yakni utara (pantura), tengah, dan selatan. Wilayah selatan menjadi prioritas karena masih minim sentuhan-sentuhan keagamaan,” katanya.

Musytasar PCNU Babat, KH. Ali Imron Muhammad ketika memberi pembekalan menekankan pentingnya mengedepankan keilmuan atau iqamatul hujjah di tengah-tengah masyarakat. “Berhasil atau tidak dakwah yang kita sampaikan nanti, yang penting kita sudah berjuang selebihnya mari bertawakal kepada Allah SWT,” tegasnya.

Senada, Kemenag Lamongan Bapak H. Imam Hambali, S.Ag., M.Pd. berpesan bahwa dinamika pengabdian di masyarakat akan sangat berbeda dari keseharian ketika di pesantren, akan tetapi materi dakwah dan arahan yang diberikan kepada para dai akan bisa menjadi bekal penting untuk menghadapi tantangan dan kendala di medan dakwah.

“Yang tidak kalah penting adalah kita bisa memahami dan mengenal karakter wathaniyah masyarakat tempat kita berdakwah. Dakwah harus membumi, kalau tidak, akan dikhawatirkan terjadi penolakan dari masyarakat,” imbuhnya.

Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Kasih Hadi, S.H. juga mengingatkan ketika berada di lingkungan masyarakat selain bekal keilmuan dan iman yang kuat, harus tetap memperhatikan keamanan dan kondusivitas warga. Tidak menimbulkan gaduh atau gejolak ketika berdakwah.

“Kita harus mampu menjadi benteng keamanan terbaik dan terdepan bagi masyarakat. Dan juga, kami berharap semua dai akan terus mengajak umat untuk patuh kepada aturan pemerintah dan menjadi warga yang baik, salah satunya menjaga keamanan dan persatuan” lanjutnya.

Laporan: Muhammad Rosyid I NUBC