Gus Khotib Afandi: Masuk NU Harus dengan Cinta
Pentingnya mahabbah (cinta) di dalam menjalankan organisasi Nahdlatul Ulama ditegaskan ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama cabang Babat Agus Khotib Afandi, saat memberikan mauidhah hasanah di acara Naharul Ijtima’ MWC NU Babat di Masjid At-Taqwa desa Keyongan, Jumat (15/7/22).
“Ketika kita sebagai warga nahdiyin berada di dalam Nahdlatul Ulama harus ada rasa mahabbah. Rasa cinta ini menjadi penting, baik ketika berada di dalam atau sedang menjalankan organisasi,” ujar Gus Khotib.
Gus Khotib kemudian membacakan beberapa baris dari Qonun Asasi NU yang ditulis oleh Khadratus Syaikh Hasyim Asy’ari. Dikatakan, bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang memberikan pelajaran kepada kita tentang pentingnya bagaimana menjaga persatuan, mengajak kita saling bersaudara, saling kasih dan saling menyantuni.
“Dalam Qonun Asasi beliau Khadratus Syaikh Hasyim Asy’ari mengajak kita semua dari berbagai golongan untuk berbondong-bondong masuk ke jam’iyah bernama Nahdlatul Ulama ini. Masuklah dengan penuh kecintaan, kasih sayang, rukun, bersatu dalam bingkai ikatan ruhaniyah yang kuat. Saya berharap, khususnya di MWC NU Babat ini, saat kita menjalankan organisasi jangan sampai ada kata atau ungkapan yang menyinggung apalagi menyakitkan. Mari, kita besarkan NU di Babat dengan penuh suasa cinta nan gembira,” kata Gus Khotib.
Nahdlatul Ulama menurut Gus Khotib adalah organisasi yang lurus akidahnya, sejuk dan santun dalam bersosial. Dalam perjalanan sejarah NU hanya ada gotong royong, akhlak, dan rendah hati. Dalam menyatakan sikappun, NU mengedepankan kelembutan.
Prilaku sejuk ala NU menurut Gus Khotib sesuai dengan firmah Allah dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159 yang artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)
Laporan: R. Rr. Bhatari Amalia Rahajeng I NUBC