LPPNU Babat Gelar Ngaji Tani dan Panen Raya di Bedingin Sugio

LPPNU Babat Gelar Ngaji Tani dan Panen Raya di Bedingin Sugio

Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Cabang Babat kembali mendorong petani untuk produktif melalui program Ngaji Tani dan sekaligus melakukan panen perdana di persawahan dusun Binorong, desa Bedingin, kecamatan Sugio, Senin, (26/2/2024).

Turut hadir dalam kegiatan yang dimulai jam 08.00 WIB pagi itu Ketua PCNU Babat KH. Ma’mun Afandi, Sekretaris PCNU Babat Heru Mudianto, S.Ag., M.Pd., dan pengurus PCNU yang lain serta perwakilan ranting NU se kecamatan Sugio.

Juga terlihat Rais MWCNU Sugio Drs. KH. Nur Makhin, Ketua MWCNU Sugio KH. Baqir Shadiq, S.Pd.I. Sedangkan dari jajaran pejabat pemerintah, hadir Kepala UPT Dinas Pertanian dan Kehutanan kecamatan Sugio, Kepala Desa Bedining, kelompok tani serta masyarakat desa setempat.

Ketua PC LPPNU Babat, Ir. Bambang Supriyanto menyampaikan bahwa kegiatan Ngaji Tani di kecamatan Sugio kali ini diharapkan bisa mendorong semangat, produktivitas, dan kemajuan para petani. Tentu, tujuan utamanya memberikan progres kemanfaatan LPPNU kepada masyarakat, terutama warga NU.

“Alhamdulillah untuk kesekian kalinya Ngaji Tani bisa dilaksanakan dan sambutan masyarakat luar biasa. Sekali lagi, bahwa Ngaji Tani LPPNU Babat memberikan bekal kepada warga untuk bisa membuat pupuk organik dan bagaimana bercocok tanam yang profesional. Sehingga, petani tidak selalu tergantung pada pupuk kimia,” ujarnya.

Ketua PCNU Babat, KH. Makmun Afandi ketika memberikan pengarahan menyampaikan bahwa kegiatan PC LPPNU Babat yang memperdayakan petani, merupakan salah satu dari Sapta Harakah PCNU Babat bidang Program Pemberdayaan Ekonomi.

“Kami berharap Ngaji Tani merupakan ikhtiar khidmah LPPNU untuk kemajuan pertanian di wilayah kerja PCNU Babat. Juga, sebagai perhatian dan kepedulian dari keluarga besar PCNU Babat kepada petani,” katanya.

Ngaji Tani Nahdlatul Ulama (NGATANU) yang digagas PC LPPNU Babat hadir untuk memuliakan profesi petani. Bahwa, kedepan pola pikir bahwa pertanian hanya dilakukan oleh “wong deso” dan “kaum tua” bisa berubah. Akan lahir kader-kader pertanian milenial yang andal, kreatif dan inovatif, serta petani sebagai profesi membanggakan dan prestigious.

Laporan: Achmad Farid Ali Irsyadi I NUBC