RMI PCNU Babat Hadir di Muskerwil RMI PWNU Jatim, Pamerkan Sukses Program Media Sosial
Pengurus RMI PCNU Babat ketika Mengisi Registrasi Muskerwil RMI PWNU Jatim I Foto: RMI PWNU Jatim
Lembaga Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur sukses menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) yang berlokasi di Pondok Pesantren Modern Al Fatimah, Bojonegoro. Acara yang berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Ahad, 6-7 Desember 2025, ini dihadiri oleh seluruh Pengurus RMI PCNU se-Jawa Timur, termasuk kehadiran aktif dari RMI PCNU Babat.
Dalam suasana santai khas pesantren, Muskerwil membahas sejumlah agenda penting, meliputi penyusunan program prioritas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk saling berbagi pengalaman sukses antar-PCNU, di mana beberapa RMI PCNU memaparkan program andalan mereka untuk dijadikan bahan kajian dan rujukan bagi RMI dari Kabupaten lain.
Media Sosial Jadi Role Model
RMI PCNU Babat mendapat sorotan khusus ketika memaparkan program yang telah terbukti sukses dan menjadi percontohan, yaitu pemanfaatan media sosial. Turut hadir pengurus inti RMI PCNU Babat, Gus Khotib Afandi dari PP Nursir Al-Futuhy Tritunggal, Ketua RMI PCNU Babat, Wakil Ketua KH. Abdullah Mufid Mubarok dari PP Darfiq Miru, Bendahara KH. Syarofuddin dari PP Al Futuhiyah Kedungpring, serta Sekretaris, H. R. Umar Faruq.
H. R. Umar Faruq, sebagai perwakilan RMI PCNU Babat, mengklaim bahwa keaktifan mereka di ranah digital telah menjadikan RMI PCNU Babat sebagai “rol model permediaan” bagi lembaga RMI lainnya.
“Dahulu, setelah dilantik, kami katakan dengan berat bahwa tidak banyak orang tahu apa itu RMI,” ujar Sekjen RMI PCNU Babat itu.
“Namun, beberapa bulan setelah kami melakukan gerakan sosialisasi ke MWCNU dan menggandeng Media Center PCNU Babat serta gencar di media sosial, kini, di RMI PCNU Babat dikenal apa fungsinya, bagaimana program-programnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keberhasilan media sosial ini tidak hanya meningkatkan popularitas, tetapi juga transparansi dan partisipasi. Semua pihak, terutama pengasuh pesantren, kini dapat memahami fungsi dan tugas RMI dengan lebih baik, bahkan ikut mengapresiasi dan bersama-sama bergerak memaksimalkan program-program RMI di wilayah kerja PCNU Babat.
Di akhir penyampaian, ia meminta RMI PWNU Jatim turut andil dalam mengaktifkan media sosial dan website, dengan menampilkan literasi santri, seperti profil pesantren, kegiatan santri di pesantren, dan semua hal yang ada di pesantren dalam rangka untuk mengenalkan dan menyebarluaskan tentang pesantren yang memiliki budaya yang kaya kepada masyarakat global.
Muskerwil ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan strategis yang akan memperkuat peran RMI dalam memajukan pondok pesantren di Jawa Timur. Khususnya di ranah digital.
Laporan: Muhammad Rosyid I NUBC
